saat waktu
tak lagi mau mempertemukan kita,
saat bumi tak
mau berotasi lagi untuk menggeserkan malam dan siang yang menjebak kita,
aku masih
ingin meminta pada tuhan,
sebuah
dimensi yang hanya kita yang tahu dimana letaknya,
sebuah
dimensi yang hanya mempertemukan kita,
dan tentunya
dimensi yang abadi,
dan itupun
jika kamu mau,
jika kamu
ingin,
bukan seperti
ini, seakan kita hidup di dunia yang berbeda,
jauh padahal
dekat, dekat sekali.
dan
jikalaupun engkau tak mau,
kau tak
ingin,
biarkan aku
menghuni dimensi itu sendiri,
sendiri
menunggu hadirmu,
diantara
gelisah yang semakin hari semakin menjepitku,
semakin sesak
dan akhirnya mengosongkan dimensi ini,
layaknya hari
ini, kau kosongkan dirimu dari dimensi yang kubuat,
“hatiku
sendiri”