#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Selasa, 13 Desember 2016

KESALAHAN-KESALAHAN KETIKA MENDAKI GUNUNG MENURUT SYARIAT ISLAM



01. Berniat mendaki gunung untuk perkara-perkara yang diharamkan syariat, seperti:
– Kesyirikan : Untuk mengirimkan sesajen kepada sesembahan selain Allah (penghuni gunung, dewa/dewi, jin, setan, dan semisalnya), bertawassul, mencari/meminta wangsit, menyembelih, bernazar,  bertabarruk (mencari barakah) kepada jin, penghuni gunung, tempat keramat, atau orang yang sudah mati dan dikuburkan di gunung.
– Kebid’ahan : Untuk melakukan upacara, ritual atau acara2 yang bid’ah dan tidak disyariatkan di gunung, seperti Sedekah Gunung, Sedekah Bumi, Hari Ulang Tahun, dll.
– Kemaksiatan : Untuk melakukan perbuatan mesum atau maksiat di gunung, seperti yang terjadi di gunung Kemukus.
Dari Amir Mukminin Abi Hafsh Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
02. Melakukan acara atau ritual ‘Selamatan’ sebelum mendaki gunung.
Biasanya acara ini dilakukan oleh pihak keluarga yang salah seorang keluarganya ada yang pergi mendaki gunung. Acara ini termasuk bid’ah yang mengada-ada.
Dari ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha dia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-ada (memperbuat sesuatu yang baru) di dalam urusan kami ini (agama) sesuatu yang bukan bersumber padanya (tidak disyari’atkan), maka ia tertolak.” (HR.al-Bukhari)
Di dalam riwayat Imam Muslim dinyatakan, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan termasuk urusan kami (agama), maka ia tertolak.”
03. Memaksakan diri untuk pergi mendaki gunung walaupun tidak mendapat izin dan restu dari orangtua.
Seseorang datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meminta izin untuk pergi Jihad, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup?”
Laki-laki itu menjawab, “Ya.”
Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggallah dengan kedua orangtuamu, maka itulah Jihadmu.”
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits di atas dijadikan dalil haramnya safar tanpa izin orangtua. Karena menakala Jihad dilarang, padahal keutamaannya sangat agung, maka safar yang mubah tentu lebih dilarang…” (Fathul Bari, VI/174).
04. Tidak memilih pemimpin atau ketua perjalanan.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiga orang keluar untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka untuk menjadi pemimpin.” (Shahih Abi Dawud, no. 2608).
05. Mampir untuk meminta izin dan keselamatan kepada kuncen atau juru kunci gunung tersebut.
Ini adalah perkara yang membahayakan aqidah dan bisa terjerumus kepada perbuatan Syirik Akbar. Berbeda halnya jika meminta izin kepada petugas khusus yang berwenang dalam masalah ini, maka hal ini dibolehkan, bahkan bisa diwajibkan.
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.” (al Fatihah: 5)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR.Tirmidzi: Hasan Shahih)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman: Aku tidak butuh pada sekutu-sekutu itu, barangsiapa yang beramal dengan amalnya itu dia mempersekutukan Aku dengan yang lainnya, maka akan Ku-tinggalkan dia bersama sekutunya.” (HR.Muslim)
06. Mempercayai dan menyakini adanya cerita-cerita khurafat, mistis, tahayul di gunung dan yang menyalahi ajaran Islam.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengimami kami dalam shalat Shubuh di Hudaibiyah setelah semalamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang lantas bersabda: “Tahukah kamu apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda: “Dia berfirman: Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Tuhan, dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang’. Sedangkan orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita karena bintang ini, atau bintang itu’, dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.”
07. Membawa barang-barang yang diharamkan selama pendakian dan menggunakannya, seperti jimat, khamer (minuman keras), alat musik, rokok, lonceng, dll.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada anjing dan lonceng.” (HR: Bukhari).
08. Wanita safar tanpa didampingi oleh mahramnya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan sejauh sehari semalam kecuali bersama seorang mahram.” (HR: Bukhari dan Muslim).
09. Ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram) dan khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram) selama pendakian, apalagi jika sampai satu tenda.
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang dari kamu bersendirian dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR: Bukhari dan Muslim).
10. Meninggalkan kewajiban agama seperti shalat yang lima waktu, walaupun dalam kondisi yang memberatkan dan menyulitkan.

Dari Jabir bin Abdillah Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “ Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah dengan meninggalkan shalat” (HR: Muslim)
“Perjanjian antara kita dengan mereka (orang kafir) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya sungguh dia telah kafir.” (HR: Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan yang lainnya)
11. Tidak menjama’ dan mengqashar shalat selama pendakian jika ia seorang musafir.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Melalui lisan Nabi kalian, Allah mewajibkan kalian shalat empat rakaat saat mukim, dua rakaat ketika bepergian, dan satu rakaat di kala takut.” (Hadits Shahih. HR: Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, An Nasa’i).
Dari Ibnu Umar, dia berkata, “Aku pernah menyertai perjalanan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Abu Bakar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Umar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Selain itu, aku juga pernah menyertai perjalanan Utsman. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat…” (HR: Muttafaqun ‘alaih).
12. Sudah menjama’ dan mengqashar shalat sebelum meninggalkan tempat kediamannya atau sebelum memasuki daerah lain jika ia hendak safar.
Anas berkata, “Aku shalat zhuhur empat rakaat bersama Nabi di Madinah. Adapun di Dzul Hulaifah, kami shalat dua rakaat.” (HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Ibnul Mundzir berkata, “Aku tidak tahu bahwa Nabi pernah mengqashar shalat pada setiap safarnya melainkan setelah meninggalkan Madinah.” (Fiqhus Sunnah, I/240, 241).
13. Tidak mengetahui tata cara menjama’ dan mengqashar shalat.
14. Tidak mengetahui tata cara tayammum.
Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tanah yang suci adalah alat bersuci bagi seorang muslim sekalipun dia tidak mendapatkan air sepuluh tahun.” (HR. Nasa’i (321), Tirmidzi (124), Abu Dawud (332), Ahmad (5/160). Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”)
15. Memaksakan bersuci dengan air padahal persediaan air terbatas dan kurang.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Artinya : Mudahkanlah, janganlah mempersulit dan membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan berselisih” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
16. Berpakaian dengan menampakkan aurat selama pendakian.
 Yaitu laki-laki berpakaian yang menampakkan paha atau bagian dibawah pusarnya, begitu juga isbal (memanjangkan pakaian di bawah mata kaki) bagi laki-laki, sedangkan untuk wanita berpakaian tanpa hijab/jilbab syar’i, memakai pakaian ketat dan celana panjang.
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : Tidak diperbolehkan bagi orang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan wanita melihat aurat wanita…” (Hadits Riwayat Muslim).
17. Mengotori dan merusak lingkungan, seperti:
– Membuang sampah sembarangan dan tidak membawa turun sampah yang dibawanya.
– Mengotori sumber air.
– Mencemari air, tanah dan udara dalam jangka lama.
– Mencorat-coret batu, pohon, pos shelter.
– Menebang pohon tanpa batas dan berlebihan.
– Mengambil atau mencuri flora dan fauna yang langka tanpa izin dan yang terlarang.
– Lalai dan sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan dan savana.
– dll.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Qs.Al A’raf: 56).
” Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, padahal Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS. Al Baqarah: 205).
18. Buang hajat (Buang Air Kecil dan Buang Air Besar) di tempat umum, tempat-tempat yang dilalui manusia, dan di sumber air atau yang tidak mengalir.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian dua hal yang bisa mendatangkan laknat!” Mereka bertanya, “Apakah dua hal itu wahai Rasul?” Beliau bersabda, “Orang yang buang hajat di jalanan umum, atau di tempat teduh mereka.” (HR: Muslim).
Dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang buang air kecil di air yang diam (tidak mengalir).” (HR: Muslim).
19. Tidak memadamkan api ketika hendak tidur atau pergi.
Dari Ibnu Umar, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Jangan kalian membiarkan api menyala di rumah kalian ketika kalian tidur!” (HR: Bukhari dan Muslim).
20. Tidur beramai-ramai dalam satu selimut.
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : …Dan tidak boleh seorang laki-laki dengan orang laki-laki lain dalam satu selimut, dan wanita dengan wanita lain dalam satu selimut”. (Hadits Riwayat Muslim).
21. Bercerai berai dan berpisah diri dari kelompoknya ketika singgah di suatu tempat.
Diriwayatkan dari Abu Tsa’labah, bahwa ketika suatu saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam singgah (disuatu tempat), maka para Shahabat memilih tempat berhenti yang terpisah-pisah. Maka beliau shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Sesungguhnya terpisah-pisahnya kalian di celah gunung dan lembah ini dari syaithan.” (Shahih Abi Dawud, no. 2628).
22. Tidak membagi atau memakan makanan secara adil ketika makan bersama-sama dalam kelompoknya, kecuali jika sudah diizinkan oleh sahabat-sahabatnya.
Dari Jabalah ibn Suhaim, dia berkata, “Kami mengalami musim Paceklik bersama Ibnu Zubair, tiba-tiba kami mendapat rizki kurma. Waktu Abdullah bin Umar lewat, kami sedang makan, maka dia berkata, “Jangan kalian makan dua butir kurma sekaligus karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam melarang perbuatan qiran tersebut”; kemudian dia berkata, “Kecuali orang itu minta izin kepada kawannya.”(HR: Bukhari dan Muslim).
23. Mencela cuaca (angin, hujan, dingin, panas, dsb) di gunung.
Firman Allah Ta’ala (artinya): “Dan kamu membalas rezeki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar.” (Al-Waqi’ah: 82)
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Angin itu termasuk rahmat Allah, dia datang membawa rahmat, dan bisa juga membawa adzab (siksa), maka jika kalian melihatnya janganlah kalian mencelanya, dan mintalah (kepada Allah) kebaikan yang dibawanya, serta berlindunglah dari kejahatan yang ditimbulkannya.” (HR: Abu Daud dengan sanad hasan).
24. Sombong tatkala mendaki gunung.
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra’: 37).
25. Tidak mentaati ketua atau pemimpin rombongan, kecuali jika disuruh bermaksiat dan melanggar peraturan.
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin), baik dalam perkara yang dia senangi maupun yang dia benci, kecuali kalau dia diperintah dalam perkara maksiat, maka dia tidak boleh mendengar atau taat.” (HR. Bukhari 4/329 Musnad 3/1469)

26Tidak mempersiapkan dan membekali diri dengan baik karena merasa sudah biasa dan mampu, sehingga bisa memudharatkan diri sendiri bahkan bisa membunuh diri sendiri.
Karena tidak dipungkiri bahwa naik gunung itu termasuk kegiatan beresiko, selain itu juga bisa merepotkan dan menyusahkan teman.

Allah Ta’ala berfirman, “…dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al-Baqarah: 195)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan memudharatkan orang lain.” (HR Malik II/745)

Wallahu a’lam
Referensi:
– “Al Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz”, oleh Dr. Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi.
– “Riyadhus Shalihin”, oleh Imam An Nawawi.
– “Mantan Kiai Meluruskan Ritual-ritual Kiai Ahli Bid;ah Yang Dianggap Sunnah” oleh H. Mahrus Ali.
– “Pedoman Safar”, oleh Syaikh Sa’id bin Ali Wahf al Qahthani, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dan Azhari Ahmad Mahmud, diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Umar, cetakan pertama tahun 2010.
– Majalah Al-Furqon Edisi 2 Th. II 1423H.

Minggu, 06 November 2016

Success is just so simple

Tuhan yang Maha Baik memberi kita ikan,
tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.
Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat,
Mungkin kamu tidak akan pernah mulai.
Mulailah sekarang... Mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.
Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai,
tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan,
tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan.
Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.
Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.

Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah.. hati seorang wanita.
Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya.
Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu
dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.
Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.
Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,
tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain...
tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.
Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah.
Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.
Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya
dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya
tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan
kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.
Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan,
kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,
orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal,
sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja,
tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.
Tak seorang pun sempurna.
Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.
Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita
adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.
Kamu tak bisa mengubah masa lalu....
tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.
Bila Kamu mengisi hati kamu...
dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,
Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.
Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut,
berarti kamu sudah berada di jalan yang benar menuju sukses























Rabu, 02 November 2016

Adventure bromo


by : dea


Inilah gunung yg ketenaranya sudah mendunia menjadi bahasan guede books kelas dunia dan menjadi dambaan traveller dunia
image
Awalya kami beramai ramai  naik sepeda motor agar lebih murah biaya awalya banyak yg ikut tapi karena sibuk akhirya cuma kami bertiga dg naik bus  perjalanan dari surabaya ke probolingo lumayan lancar sedikit tersendat di porong
Begitu masuk probolingo kita bisa melihat banyak turis berkeliaran apalagi kalu bukan menuju bromo
Perjalanan dari probolingo ke sukapura dg mobil bison yg ngetem dari terminal probolingo belok kiri  perorang di tarik 25 ribu untuk sampai di sukapura perjalanan dari probolingo ke ngadisari medanya menanjak dan berliku liku udara dingin menusuk
Sesampai di sukapura ngadisari banyak orang yg menawarkan jasa penyewaan penghinapan atau jip dan ojek yg bisa mengantar ke bromo
Setelah mendapat penghinapan kami berjalan jalan melihat pemandagan bromo dari ketingian
image
Jam 4 pagi kami bersiap siap berangkat dg jasa ojek untuk meliat matahari terbit dari penanjakan  ternyata di sana udah ramai orang orang meski dingin menusuk tulang dan cuaca yg berkabut tebal
Setelah menikmati moment sunrise
Kami melanjutkan perjalanan ke gunung bromo.gunung yg masih aktif dan secara teratur mengeluarkan asap dg ketingian mencapai 2392 Mdpl.
image
Mendaki kawah bromo kita harus trakking kurang lebih 1 km dari parkiran jip atau bisa juga mengunakan jasa kuda 50 rb sekali jalan, tapi kami memilih jalan kaki aja
untuk bisa berada di tepi kawah dg naik anak tangga 249 buah lost very long sangat melelahkan harus berhenti berkali kali untuk sampai ke puncak
image
image
image
Setelah puas berlama lama dipingir kawah bromo kamipun turun  slow must go on ke padang savana ato bisa juga di sebut bukit teletabis
image
image
Ini foto padang savana

image
Setelah dari padang savana kami meluncur ke pasir berbisik di situ kita akan melihat lautan pasir dg luas mencapai 5,250 H dg pemandangan yg sangat indah karena di kelilingi banyak gunung di sekelilingya
Setelah puas menikmati keindahan  bromo kami kembal

Selasa, 01 November 2016

Cinta Yang Tersembunyi

Berjuta waktu…
Aku habiskan hanya untuk melihatmu
Beratus ratus hari
Aku habiskan hanya untuk melihat senyummu

Mungkin kau tidak tau aku bersembunyi
Dibelakang bayang banyangmu…
Bersembunyi
Didalam selimut hati…

Sungguh …
Aku tak bisa melupakanmu…
Atau hilang dari bayang bayangmu
Walau beribu kerikil kecil pun
Aku sanggup melewatinya untukmu

Tapi…
Apakah engkau tau itu
Melihatmu pun tak cukup bagi ku
Aku ingin engkau melihatku

Melihatku bukan karena aku penggemarmu
Melihatku bukan karena aku pengagummu
Tetapi

Melihatku Belahan jiwamu

Rabu, 12 Oktober 2016

Kabut regulo

Dikala semua hiruk pikuk kedidupan memenuhi diri,
Saat itulah hati merindukan kedamaian jiwa
Kedamaian yang mampu melunturkan selurh gelisan,
Membius diri tuk tetap terbaring mencari kehanatan yang terselunti kabut
Aku sering berteriak tuk melepas semua kepengatan jiwa
Tapi disini aq tak perlu berteriak
Karena hening telah mennyeret segala kepengatan
Pergi dari hati dan fikiran
Embun pun ikut memmerangi kegundahan hati
Bersama dengan dingin air
Sungguh sempurna pasukan keheningan kabut,embun,dan air
Untuk engoyak setiap keraguan di jiwa untuk kembali mecetak sejarah

Dan mengembalikan semangat yang menjadi tawanan kebosanan

Selasa, 23 Agustus 2016

Sebatas Lensa


Cukup,
Cukup seukuran frame kamera yg di bentuk oleh lensa,
Cukup hanya lewat lensa,
Jangan sampai dunia nyata,karena semua semu belaka..
Lensa, 
Aku tak mau menjadi gambar hasil lensa,
Karena aku nyata,
Punya mata,telinga,hati dan rasa…
Rasa yang membuat aku mencinta,..
Lewat lensa aku cinta,tapi itu hanya sebingkai kamera yang terbatas
Terbatas hanya pada satu titik yang di tumpukan,
Senang, sedih..
Dunia nyata tak terbatas bingkai kamera
Yang penuh dengan keterbatasan senang dan sedihnya
Tak selamanya menjadi senang,dan tak selamanya menjadi sedih..
Karena Tuhan punya batas sendiri untuk bingkai dunia nyata ini,
Lupakan bingkai karena lensa itu,
Jangan pernah girang terbayang akan menjadi nyata
Suata bingkai yang kita buat oleh lensa..
Cukuplah di lensa,
Cukuplah menjadi bingkai bahagia,
Jangan pernah menjadi nyata,
Jangan pernah mendustakan rasa,
Dan akupun tak berharap kita nyata karena lensa yang menghubungkan kita,
Cukup begini,aku cukup bahagia,
Aku nyata,dan tak sebatas gambar oleh lensa,